Kamis, 16 April 2020

3 Fungsi aki (baterai) pada kendaraan

Aki atau sering disebut dengan akumulator, baterai, accu, dan lain-lain, merupakan sebuah alat yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Di dalam aki terdapat sel-sel aki yang terbuat dari bahan-bahan kimia berupa elektrode Pb (timbal), elektrode PbO2 (Timbal Peroksida), dan Cairan elektrolit H2SO4.

Bahan-bahan kimia tersebut akan mengalami perubahan seiring terjadinya perubahan energi listrik di dalam sel aki seperti contohnya proses Charge (mengisi) dan Discharge (pengosongan listrik).

Aki atau sering disebut dengan akumulator 3 Fungsi aki (baterai) pada kendaraan

Menurut aturan standar internasional, setiap satu sel di dalam aki memiliki tegangan sebesar 2 volt. Sehingga aki 24 volt akan memiliki 12 sel, sedangkan aki 12 volt memiliki 6 sel.

Secara umum Aki atau baterai pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai dan menyediakan listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen-komponen kelistrikan lainnya. Berikut adalah fungsi aki pada kendaraan secara lengkap.


1. Penyedia energi listrik


Aki menjadi satu-satunya alat yang bisa menyediakan listrik dalam jumlah besar di mobil saat mesin mobil belum bekerja (mati). Jumlah ketersediaan arus listrik yang besar ini banyak digunakan untuk menggerakkan dan memutar motor starter.

Ya, komponen motor starter adalah komponen yang digunakan untuk pertama kali memutar mesin agar mesin bisa hidup. Di saat mesin mati, dibutuhkan suplai arus listrik yang sangat besar untuk memutar motor starter, dan ini hanya bisa disediakan oleh aki.

Selain digunakan untuk memutar motor sterter, aki mobil juga menyediakan listrik ke berbagai sistem kelistrikan mobil lainnya seperti sistem pengisian (alternator), sistem Electronic Fuel Injection (EFI), Komputer mesin, sensor-sensior, actuator, dan lain-lain.

Sehingga, bisa dikatakan bahwa fungsi aki yang pertama adalah sebagai penyedia listrik disaat mesin belum hidup (mati).

Baca juga:



2. Menyimpan energi listrik


Fungsi aki yang berikutnya adalah sebagai alat untuk menyimpan energi listrik. Di saat mesin sudah mulai bekerja, maka sistem pengisian di mobil juga ikut aktif dan bekerja.

Ya, jika pada saat mesin mati, aki menjadi penyedia energi listrik yang utama. Sedangkan ketika mesin sudah hidup, maka sistem pengisian (Alternator) akan menggantikan peran aki sebagai penyedia energi listrik sekaligus digunakan untuk melakukan pengisian aki mobil.

Energi listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian ini akan disimpan ke dalam aki mobil dengan mengubah energi listrik yang masuk menjadi energi kimia.

Masing-masing bahan kimia didalam sel aki akan bereaksi ketika terjadi proses charging (proses listrik masuk kedalam aki). Reaksi yang terjadi didalam bahan kimia tersebut akan mengubah energi listrik menjadi energi kimia sehingga listrik bisa disimpan dalam bentuk kimia.

Dengan begitu, maka energi listrik yang sudah di ubah menjadi energi kimia ini bisa disimpan oleh oleh aki dan dapat di pergunakan kembali dengan mengubah energi kimia tersebut kembali menjadi energi listrik saat dibutuhkan.


3. Sebagai stabilisator tegangan


Fungsi aki yang terakhir adalah sebagai stabilisator tegangan. Seperti kita ketahui, komponen-komponen kelistrikan pada kendaraan penumpang umumnya menggunakan tegangan 12 volt. Sedangkan sistem pengisian (alternator) akan menghasilkan tegangan lebih dari 12 volt (berkisar diantara 13 volt hingga 14,3 volt saat bekerja).

Untuk mencegah kerusakan komponen di kendaraan akibat kelebihan nilai tegangan yang dihasilkan oleh sistem pengisan, maka aki akan berperan sebagai stabilisator tegangan.

Aki akan menurunkan tegangan yang dihasilkan dari sistem pengisian (untuk disimpan di dalam aki) dan hanya akan mengalirkan tegangan yang stabil di kisaran 12 volt saja meskipun energi listrik yang dialirkan kedalam aki lebih dari 13 volt.